Karier.mu bersama Kampus Guru Cikal (KGC) berkolaborasi untuk membuat program Ayo Jadi Guru sejak 2 tahun lalu. Cerita bermula dari siaran langsung di instagram KGC tahun 2022 yang bertajuk Teras KGC: Siapapun Bisa Jadi Guru, ada 2 (dua) guru muda yang dihadirkan sebagai narasumber. Keduanya memiliki satu kesamaan, berprofesi sebagai guru tapi tidak memiliki latar pendidikan dari sekolah keguruan. 

Asriyantie (Asri), guru mudah dari Sekolah Murid Merdeka (SMM) dan Bhisma Cakti (Bhisma), guru muda dari Sekolah Cikal Serpong. Asri bercerita bahwa dulu ia pernah berprofesi sebagai banker dan ibu rumah tangga. Ketertarikannya pada profesi guru bermula ketika ia merasa senang dan puas setelah mengajari anaknya sendiri. 

Ia menambahkan, “Senang ya kalau apa yang kita ajarkan kepada anak tuh bisa dipahami dengan baik, bahkan anak ikut senang dengan pelajarannya. Ternyata begini ya rasanya menjadi ibu guru, sepertinya saya sudah mulai ketagihan untuk mengajar.”

Banyak keraguan yang datang di pikirannya. Mulai dari minimnya pengalaman mengajar di ranah profesional, sebelumnya Asri hanya pernah mengajar yang sifatnya volunteering serta khawatir jika nanti wali murid tidak percaya karena anaknya akan diajari oleh Guru sepertinya. 

Singkat cerita, keraguan itu mulai sirna setelah ia bertemu dengan program Ayo Jadi Guru yang membantunya mendapatkan kepercayaan diri dan ilmu bermanfaat. Apalagi program ini dirancang tanpa batasan usia, kesempatan yang tidak dapat dilewatkan untuk siapapun yang ingin menjadi guru.

“Di program Ayo Jadi Guru ini kita akan bertemu banyak narasumber yang bisa menginspirasi, mereka akan memberikan banyak contoh berdasarkan pengalaman di lapangan. Dan ada juga materi pedagogik yang diulas secara mendalam,” ungkap Asri.

“Menjadi guru yang baik dan sesuai dengan kebutuhan muridnya, semua diajarkan melalui program ini. Saya jadi membayangkan betapa beruntungnya jika anak-anak di Indonesia memiliki guru-guru alumni dari program Ayo Jadi Guru. Bukan hanya sebagai pengajar atau fasilitator, tapi Guru yang mendidik anak-anaknya untuk menjadi lebih baik,” tambahnya.

Senada dengan Asri, Bhisma yang menjadi guru padahal ia adalah lulusan dari Desain Komunikasi Visual (DKV) dan berprofesi sebagai penerjemah sebelumnya. 

“Melalui program ini, saya bisa mendapatkan teknik high level yang menarik. Ketika saya mengikuti program ini, kebetulan saya sedang magang mengajar. Lalu saya coba menerapkan ilmu yang didapatkan dari sini, hasilnya saya mendapatkan banyak tanggapan positif dari murid-murid. Meski tidak semua, karena tetap ada 1 atau 2 anak yang belum bisa menerima,” cerita Bhisma.

Cerita terbaru di tahun 2023 datang dari Stephani Arum yang banting setir menjadi guru, dari profesi sebelumnya sebagai dokter. Tekadnya semakin bulat ketika ibu dari 2 (dua) anak ini mengikuti program Ayo Jadi Guru.

Ia mengatakan bahwa ada banyak hal baru yang didapatkan melalui program ini, salah satunya betapa luar biasanya profesi guru. “Dulu ketika sekolah, biasanya guru hanya memberikan buku kemudian ujian. Tapi melalui program ini, aku disadarkan bahwa jadi guru itu harus banyak berpikir kreatif. Belajar itu harus menyenangkan dan juga bermakna untuk murid,” tuturnya. 

Arum juga menyadari lewat program ini, menjadi guru itu harus terus belajar dan rajin melakukan riset, karena cara mendidik seorang guru kepada muridnya akan menentukan masa depan bangsa ini. 

Cerita dari narasumber muda di atas diperkuat dengan penjelasan dari Chief of Karier.mu, Rangga Septyadi. “Profesi guru adalah salah satu peluang karier yang selalu dibutuhkan di masa depan. Dalam setiap siklus dan kondisi ekonomi, sektor pendidikan akan selalu mendapatkan tempat, salah satunya sebagai kebutuhan primer,” jelasnya.

“Tidak bisa dipungkiri, sumber informasi akan terus mengalami perkembangan, seperti Google. Tapi, proses belajar tidak hanya tentang mendapatkan informasi, melainkan mengolah informasi menjadi pengetahuan untuk kesadaran yang baru. Peran seorang gurupun mulai mengalami pergeseran, yaitu membangkitkan lagi keinginan belajar murid dan menemani proses belajar mereka,” lanjut Rangga.

Rangga juga menambahkan jika melalui program Ayo Jadi Guru akan membantu kesiapan siapapun yang ingin memulai atau menekuni profesi guru. Meningkatkan kepercayaan diri, penguasaan kelas, dan strategi lainnya yang berkaitan dengan profesi guru akan diajarkan melalui program ini. 

Masing-masing peserta program akan mendapatkan 25 modul untuk pembelajaran, sesi interaktif sebanyak 48 kali pertemuan, kelas mentoring, serta konten belajar yang nantinya bisa dipelajari sendiri secara fleksibel, di manapun dan kapanpun. Tidak ketinggalan, di program ini juga peserta akan diajari untuk membuat portofolio sebagai bekal melamar pekerjaan nanti. 

Siapapun bisa jadi guru dan profesi ini akan selalu dibutuhkan, relevan sepanjang zaman. Informasi lebih lanjut tentang program Ayo Jadi Guru dapat dibaca melalui halaman lab.karier.mu/ayojadiguru